Jakarta - Program English for Ulama yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah memberangkatkan 5 ulama ke Inggris guna memberikan pesan perdamaian Islam. Salah satunya adalah Hassan Al-Banna yang mendapatkan kesempatan menyebarkan Islam di Kota London, Inggris.

Setelah melewati proses seleksi yang panjang dan berbagai pelatihan dari Bahasa Inggris hingga adaptasi yang dilakukan oleh para ulama tersebut yang dimulai dari bulan Maret. Hassan Al-Banna ulama asal Cirebon berhasil menjadi satu dari lima ulama yang terbang ke Inggris guna menjalankan serangkaian program yang digagas oleh Pemprov Jabar yaitu English for Ulama.

"Ini adalah pengalaman yang luar biasa bukan untuk saya pribadi tapi juga untuk ulama-ulama di Indonesia. Saya katakan bahwa Bapak Gubernur Jabar telah berhasil merepresentasikan Pemerintah Indonesia dan juga seluruh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Karena ketika kita datang ke Inggris ini tidak hanya merepresentasikan Pemerintah Jabar tapi juga negara Indonesia," tandas Hassan kepada pihak media lewat telekonferensi di Gedung Palma One, Jakarta Selatan, Selasa (12/11/2019).

Dirinya pun bercerita tentang apa yang dilakukan selama berada di London. Ia mengatakan sambutan yang diberikan oleh masyarakat Inggris kepada ulama-ulama tersebut sangat hangat dan mereka memiliki antusias yang sangat tinggi.

"Sebenarnya dalam satu hari hanya ada dua dan tiga jadwal untuk berdialog dengan forum-forum di Inggris, tetapi karena sambutan yang hangat dan antusiasme yang tinggi kegiatan yang kami lakukan sehari bisa sampai 5-7 kali," ujar Hassan.

Hassan juga bercerita selama di Inggris kesulitan dihadapi adalah transportasi, dan juga pertanyaan-pertanyaan yang cukup banyak terkait Islam di Indonesia.

"Pada saat sampai pertama kali itu yang sangat sulit adalah transportasinya ya. Selain itu juga banyak pertanyaan-pertanyaan seputar politik yang sedang terjadi di Indonesia yang alhamdulillah bisa saya selesaikan," tutur Hassan.

Lanjut, Hassan selama di sana dirinya se, khususnya yang ada di Indonesia. Dirinya juga tidak menemukan perbedaan yang signifikan antara Indonesia dan Inggris dengan menyebutnya sebagai negara yang memiliki keberagaman.

"Saya di sini untuk memberikan pesan tentang keharmonisan Islam dan juga toleransi di mana Islam membawa kedamaian, dan menyebarkan bahwa Islam bertoleran dengan semua agama karena tidak ada perbedaan di antara hal tersebut. Karena ketika saya datang ke UK, itu semua tidak terlihat perbedaannya, karena keragaman yang ada di negara ini," kata Hassan.

Hassan juga berpesan agar Indonesia dapat menjadi agen perubahan terdepan untuk mempersatukan permasalahan yang ada di dunia. Dirinya juga berpesan agar program ini terus berkelanjutan ke depannya agar Indonesia bisa dipandang dunia.

"Salah satu isu yang masih berkembang adalah masalah radikalisme. Itu sebenarnya bukan hanya masalah kita saja di Indonesia tetapi ini menjadi masalah global. Dan lewat program ini kami berpesan bahwa islam adalah sebagai pemersatu, Semoga Indonesia yang harus menjadi yang terdepan dalam menyebarkan pesan perdamaian.Saya harap program ini akan menjadi program yang berkelanjutan dan juga menjadi agenda besar program nasional," pungkas Hassan.

Untuk informasi, English for Ulama adalah program yang berfokus pada peningkatan kapasitas ulama di Jawa Barat. Dalam kunjungan ke Inggris, para ulama akan terbagi ke beberapa kota, yaitu London, Bristol, Glasgow, Manchester, dan Birmingham untuk berdiskusi, ceramah, dan bertukar pandangan mengenai keberagaman budaya dan agama di Indonesia dengan beberapa sekolah, universitas, organisasi keagamaan dan komunitas lokal di Inggris.

Lima ulama ini terpilih dari 30 ulama yang telah menyelesaikan pelatihan Bahasa Inggris yang diadakan oleh British Council. Pada proses seleksi pelatihan, 30 ulama tersebut telah terpilih dari 265 pendaftar. Lima ulama itu adalah Wifni Yusifa, Ridwan Subagya, Ihya Ulumunudin, Beni Safitra dan Hassan Al-Banna.