Mgr Ignatius Kardinal Suharyo mengajak umat Katolik untuk menanamkan rasa cinta tanah air. Salah satunya adalah melalui patung replika bunda Maria dengan desain bernuansa Indonesia. Patung itu menampilkan bunda Maria berkain batik dan kebaya, serta slayer berwarna merah putih. Di bagian dada ada logo Garuda Pancasila peta Indonesia pada bagian mahkota.
"Bila selama ini wajah Bunda Maria selalu Eropa, khusus di Katedral Jakarta ini wajahnya lebih Indonesia," kata Kardinal Suharyo dalam Blak-blakan di detik.com yang tayang, Rabu (25/12).
Pembuatan patung itu berawal dari sayembara lukisan bunda Maria pada 2016 lalu dengan tema "Maria Segala Suku". Ide dasar dari pembuatan patung yang menjadi ciri khas gereja katedral adalah agar supaya pengunjung langsung dapat mengenali asal negara dari patung tersebut.
"Waktu itu (2016) ketika kita mulai dengan sosialisasi Pancasila. Kami tanya adakah penanda yang bisa dipakai untuk membantu umat mengingatkan pesan-pesan itu? Persis yang diamati pada waktu awal adalah keadaan dimana persaudaraan di antara warga negara semakin renggang," tutur Kardinal Suharyo.
Selain patung bunda Maria yang disukai umat Katolik, keuskupan agung Jakarta yang dipimpin Kardinal Suharyo juga memiliki upaya lain untuk memahami, menghayati dan mewujudkan nilai-nilai pancasila di lingkungan umat Katolik. Keuskupan agung Jakarta selalu memasukan salah satu sila pancasila dalam tema tahunan gereja katedral.
"Sekarang kita sampai di sila keempat, rumusannya menjadi kita berkhitmat bangsa bermartabat. Harapannya supaya nilai-nilai pancasila meresap di dalam batin," ujarnya.
Tak hanya tema tahunan, gereja Katedral dan umat Katolik di Jakarta juga memiliki tasbih Rosario yang berwarna merah putih. Upaya-upaya itu dipilih Kardinal Suharyo agar umat Katolik di Indonesia memiliki warisan berharga terhadap negara yaitu rasa cinta tanah air.
0 Comments