Kedua pelaku ditangkap di Cimanggis, Depok, Kamis (26/12/2019). Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan, RM dan RB ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Bareskrim Polri.
Berikut hal-hal yang berkaitan dengan penangkapan tersangka penyiraman air keras terhadap Novel:
2 Polisi Penyerang Novel Baswedan Ditahan Selama 20 Hari
Dua polisi aktif tersangka kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan resmi ditahan. Dua tersangka itu akan ditahan selama 20 hari ke depan.
"Mulai hari ini juga tersangka sudah dilakukan penahanan. Kita tahan 20 hari ke depan," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Argo Yuwono kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (28/12).
Polisi Penyerang Sebut Novel Pengkhianat
Dua orang polisi aktif pelaku penyerangan kepada Novel Baswedan dibawa keluar dari Polda Metro Jaya. Keduanya hendak dipindahkan ke Bareskrim Polri.
Pantauan detikcom, Sabtu (28/12/2019) pukul 14.26 WIB, tersangka RM dan RB digiring oleh sejumlah penyidik Bareskrim Polri. Keduanya kemudian dibawa masuk ke dalam mobil penyidik.
Kedua lengan dua tersangka diikat dengan kabel ties. Keduanya mengenakan baju tahanan warna oranye.
Saat hendak dimasukkan ke dalam mobil, salah satu tersangka tiba-tiba berteriak. Tersangka yang diketahui berinisial RB itu mengungkap motif dirinya menyerang Novel.
"Tolong dicatat, saya nggak suka sama Novel karena dia pengkhianat!" ujar RB dengan nada tinggi.
Novel Tak Yakin Motif Pelaku karena Dendam
Novel angkat bicara mengenai penangkapan pelaku penyiraman air keras terhadap dirinya. Novel merasa aneh jika motif pelaku karena dendam pribadi.
"Cuma masalahnya begini, ketika ada yang mengatakan, saya nggak tahu apakah dalam rilis dikatakan begitu apa tidak, cuma info yang saya dengar, katanya orang ini bertindak karena suatu, inisiatif sendiri. Dan kemudian dikatakan ada masalah pribadi, saya ndak ngerti ini lelucon atau suatu yang aneh. Saya merasa ada suatu bahwa ada suatu yang janggal, tentunya saya tidak mau bicara lebih lanjut. Saya melihat ini suatu permulaan. Kita mesti melihat dan nanti selanjutnya kawan-kawan dari penasihat yang merespons," kata Novel saat ditemui di kediamannya Jalan Deposito, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (28/12/2019).
Kapolri Pastikan Penyidikan Transparan
Kapolri Jenderal Idham Azis meminta penyidikan kasus teror air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan dilakukan secara transparan. Proses hukum juga harus mengedepankan asas praduga tak bersalah.
"Ke depan saya sudah perintahkan Kabareskrim bersama Kapolda Metro Jaya untuk melakukan penyelidikan yang transparan dan beri waktu penyidik melakukan proses penyidikan. Ke depan toh sidangnya nanti akan dilaksanakan dengan terbuka di pengadilan. Asas praduga tak bersalah tetap kita kelola," kata Idham di STIK-PTIK, Jalan Tirtayasa Raya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (28/12).
Idham mengapresiasi tim teknis Bareskrim Polri yang telah mengamankan dua pelaku penyerangan. Namun, di sisi lain, Idham merasa prihatin lantaran pelaku merupakan dua polisi aktif, RM dan RB.
"Saya sudah bilang tadi di satu sisi saya mengapresiasi, tapi di sisi lain saya prihatin atas kejadian ini. Namun tetap harus kita lakukan proses penyidikan," ujar Idham.
Kabareskrim Tegaskan Tak Salah Tangkap Pelaku Penyerangan Novel
Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo menegaskan pihaknya tidak salah tangkap pelaku penyiraman air keras ke penyidik KPK Novel Baswedan. Listyo Sigit memastikan RM dan RB merupakan pelaku sebenarnya.
"Itu teknis kita. Yang paling penting yang kita yakinkan bahwa kita tidak salah tangkap dan itu adalah pelaku sesungguhnya," kata Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo di PTIK, Jalan Tirtayasa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (28/12/2019). Listyo saat itu menjawab pertanyaan wartawan soal pelaku teror ke Novel menyerahkan diri atau ditangkap.
Polisi Usut Kemungkinan Adanya Pelaku Lain
Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo mengatakan motif penyerangan terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan masih didalami. Penyidik juga masih menelisik ada atau tidaknya pihak yang menyuruh pelaku untuk menyiramkan air keras ke Novel.
"Terkait motif, sampai saat ini kita terus dalami. Apakah ini dilakukan sendiri atau ada yang menyuruh, ini masih didalami. Karena semua ini harus dibuktikan dengan fakta, keterangan yang kita dapat," kata Listyo.
Istana Minta Tak Spekulasi soal Motif 2 Polisi Serang Novel
Istana meminta semua pihak tak berspekulasi mengenai motif penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan. Istana menyerahkan sepenuhnya kepada polisi.
"Ya itu yang saya bilang supaya tidak berspekulasi. Kita tunggu kerja-kerja nyata yang dilakukan kepolisian negara, supaya jangan lagi menimbulkan berbagai macam pertanyaan. Kita tunggu hasil kerja polisi lagi tahap berikutnya," kata Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin kepada wartawan, Sabtu (28/12).
Ngabalin bersyukur Polri telah menangkap dua pelaku penyiraman air keras ke Novel. Ngabalin mengapresiasi kinerja Polri.
"Waktu ditanya katanya polisi segera akan menindak dan menangkap, ya kita tunggu, ya alhamdulillah polisi sudah menangkap dua pelaku penyiraman, dan prosesnya masih berlangsung. Harus kita berikan apresiasi dan sambil menunggu proses selanjutnya," ujar Ngabalin.
0 Comments